tokospot

Product Populer

Toko Online 24 Jam

tokospot tokospot tokospot

Sudah Pernah Merasakan Kenikmatan Lezatnya Kurma Premium Berkualitas ?

“Lembut Teksturnya, Tebal Dagingnya, Manisnya Pas & Disukai Semua kalangan”

TAHUKAH ANDA ?

“Hanya sekitar 1 dari 20 orang di Indonesia yang pernah merasakan Kurma berkualitas Premium (VIP), berarti kurang lebih hanya 5% saja , Sedangkan sisanya belum pernah merasakan Kenikmatan dan Keistimewaannya.”

Tahu Alasannya?

  • Karena Kurma yang beredar di Indonesia saat ini didominasi oleh kurma dengan kategori jenis menengah kebawah / NON-PREMIUM (VIP). 
  • Dengan sekian banyaknya jenis kurma yang beredar di Indonesia, membuat  Masyarakat bingung untuk mengetahui, dari Negara manakah kurma yang mereka konsumsi itu didatangkan?
    Padahal iklim dari tiap-tiap Negara penghasil kurma, sangat mempengaruhi rasa dan tekstur dari masing-masing Kurma.
  • Tingkat QUALITY CONTROL dari Kurma yang beredar di pasaran  sangat rendah. Hal itulah yang menjadi PENYEBAB UTAMA  seseorang berhenti menyukai Kurma NON-PREMIUM karena rasanya jauh dari yang dibayangkan.

Tenang Saja Jangan Khawatir!

” Kini Anda Bisa Mendapatkan Dan Merasakan Nikmatnya Kurma Premium Ini “

  • Kurma King Salman merupakan Kurma dengan kualitas Premium/VIP pilihan terbaik, yang di Impor langsung dari Saudi Arabia.
  • Teksturnya daging nya yang tebal, super lembut di daging bagian dalam sehingga lumer di mulut, serta memiliki rasa manis sensasi  caramel menjadikan kurma ini sebagai salah satu kurma kebanggaan hidangan para Raja sejak masa lampau.
  • Tesktur dan rasa nya sangat cocok di lidah orang Indonesia, manisnya pas dan gak bikin eneg.
  • Selain kualitasnya yang Premium/VIP, Kurma King Salman juga  dikemas dengan desain yang ekslusif, elegan, rapih, safety dan menarik.

 

 

Fakta Tentang Kurma King Salman 

  • Kurma King Salman juga InsyaAllah sangat berperan penting dalam menjaga Stamina Tubuh apalagi disaat Ramadhan.. Bisa menjaga Daya Tahan tubuh selama 13-14 Jam tanpa asupan Air dan Makanan loh..
  • Jenis Kurma yang selalu dihidangkan saat berbuka puasa di Masjidil Nabawi
  • Selain itu, seperti yang sudah kita ketahui bersama, Rasulullah juga menganjurkan kita Ummat nya untuk mengkonsumsi Kurma.

TERBUKTI DI SUKAI SEMUA KALANGAN

PRODUKNYA LARIS MANIS & SUDAH TERJUAL PULUHAN RIBU

Nikmati Kelezatan Kurma King Salman, Sekarang Juga! 

Karena peminatnya banyak dan stoknya terbatas, maka kami hanya memprioritaskan pengiriman untuk yang pesan lebih awal..

Jangan sampai telat ya…
Jika stoknya habis, akhi dan ukhti harus menunggu berminggu-minggu untuk kiriman selanjutnya dari Saudi Arabia!!

Harga 125.000

Anda Sudah Bisa Menikmati  1 Box Kurma King Salman  Berkualitas Premium Teksturnya Lembut di dalam dan dagingnya lebih besar dari biasanya 

NOTE : Kurma King Salman tidak dijual di pasar bebas atau mini market

 

SEGERA HUBUNGI WA 0856-5582-7705 ATAU KLIK DISINI

Sudah Pernah Merasakan Kenikmatan Lezatnya Kurma Premium Berkualitas ?

“Lembut Teksturnya, Tebal Dagingnya, Manisnya Pas & Disukai Semua kalangan”

TAHUKAH ANDA ?

“Hanya sekitar 1 dari 20 orang di Indonesia yang pernah merasakan Kurma berkualitas Premium (VIP), berarti kurang lebih hanya 5% saja , Sedangkan sisanya belum pernah merasakan Kenikmatan dan Keistimewaannya.”

Tahu Alasannya?

  • Karena Kurma yang beredar di Indonesia saat ini didominasi oleh kurma dengan kategori jenis menengah kebawah / NON-PREMIUM (VIP). 
  • Dengan sekian banyaknya jenis kurma yang beredar di Indonesia, membuat  Masyarakat bingung untuk mengetahui, dari Negara manakah kurma yang mereka konsumsi itu didatangkan?
    Padahal iklim dari tiap-tiap Negara penghasil kurma, sangat mempengaruhi rasa dan tekstur dari masing-masing Kurma.
  • Tingkat QUALITY CONTROL dari Kurma yang beredar di pasaran  sangat rendah. Hal itulah yang menjadi PENYEBAB UTAMA  seseorang berhenti menyukai Kurma NON-PREMIUM karena rasanya jauh dari yang dibayangkan.

Tenang Saja Jangan Khawatir!

” Kini Anda Bisa Mendapatkan Dan Merasakan Nikmatnya Kurma Premium Ini “

  • Kurma King Salman merupakan Kurma dengan kualitas Premium/VIP pilihan terbaik, yang di Impor langsung dari Saudi Arabia.
  • Teksturnya daging nya yang tebal, super lembut di daging bagian dalam sehingga lumer di mulut, serta memiliki rasa manis sensasi  caramel menjadikan kurma ini sebagai salah satu kurma kebanggaan hidangan para Raja sejak masa lampau.
  • Tesktur dan rasa nya sangat cocok di lidah orang Indonesia, manisnya pas dan gak bikin eneg.
  • Selain kualitasnya yang Premium/VIP, Kurma King Salman juga  dikemas dengan desain yang ekslusif, elegan, rapih, safety dan menarik.

 

 

Fakta Tentang Kurma King Salman 

  • Kurma King Salman juga InsyaAllah sangat berperan penting dalam menjaga Stamina Tubuh apalagi disaat Ramadhan.. Bisa menjaga Daya Tahan tubuh selama 13-14 Jam tanpa asupan Air dan Makanan loh..
  • Jenis Kurma yang selalu dihidangkan saat berbuka puasa di Masjidil Nabawi
  • Selain itu, seperti yang sudah kita ketahui bersama, Rasulullah juga menganjurkan kita Ummat nya untuk mengkonsumsi Kurma.

TERBUKTI DI SUKAI SEMUA KALANGAN

PRODUKNYA LARIS MANIS & SUDAH TERJUAL PULUHAN RIBU

Nikmati Kelezatan Kurma King Salman, Sekarang Juga! 

Karena peminatnya banyak dan stoknya terbatas, maka kami hanya memprioritaskan pengiriman untuk yang pesan lebih awal..

Jangan sampai telat ya…
Jika stoknya habis, akhi dan ukhti harus menunggu berminggu-minggu untuk kiriman selanjutnya dari Saudi Arabia!!

Harga 125.000

Anda Sudah Bisa Menikmati  1 Box Kurma King Salman  Berkualitas Premium Teksturnya Lembut di dalam dan dagingnya lebih besar dari biasanya 

NOTE : Kurma King Salman tidak dijual di pasar bebas atau mini market

 

SEGERA HUBUNGI WA 0856-5582-7705 ATAU KLIK DISINI

Jual Kurma King Salman

View Detail Produk

Makassar merupakan salah satu kota metropolitan tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan. Nama Makassar yang disandang kota ini bukan sekedar nama belaka, sejarah panjang masa lalu membuat nama Makassar menjadi sakral untuk dipakai kota yang  dijuluki kota Anging Mammiri.

Sejarah
Selama tiga hari Baginda Raja Tallo ke-VI Mangkubumi dari Kerajaan Gowa, I Mallingkaang Daeng Mannyonri Kara Eng Katangka yang merangkap menjadi Tuma’bicara Butta ri Gowa, ia bermimpi melihat cahaya yang bersinar muncul dari Tallo. Cahaya itu kemilau nan indah yang memancar keseluruh Butta Gowa menuju ke negeri sahabat yang lain.

Bersamaan pada malam ketiga, yaitu pada malam Jum’at 9 Jumadil Awal 1014 H. Di pinggir pantai Tallo merapatlah sebuah perahu yang kecil. Layarnya dari sorban, berkibar dengan kencang. Dan nampak seorang lelaki meminggirkan perahunya kemudian melakukan gerakan-gerakan aneh. Lelaki tersebut ternyata sedang melakukan sholat.

Sehingga cahaya yang terpancar dari badan Ielaki tersebut membuat pemandangan yang menggemparkan para penduduk Tallo, yang saat itu sontak ramai membicarakannya dan sampailah pada telinga Baginda KaraEng Katangka. Pada saat pagi buta tersebut, Baginda kemudian bergegas menuju pantai. Tetapi tiba-tiba lelaki itu telah muncul ‘menghadang’ tepat di gerbang istana. Memakai jubah putih dan sorban yang berwarna hijau. Wajahnya terlihat teduh. Dan badannya memancarkan cahaya.

Lelaki tersebut lalu menjabat tangan Baginda Raja yang kaku karena takjub. Digenggaman tangannya lalu menulis kalimat pada telapak tangan Baginda “Perlihatkanlah tulisan ini kepada lelaki yang sebentar lagi akan datang merapat di pantai,” kemudian lelaki itu menghilang. Baginda lalu terperanjat. Kemudian meraba-raba matanya guna memastikan bahwa ia tak sedang bermimpi. Dilihatlah di telapak tangannya tulisan itu ternyata memang ada. Baginda KaraEng Katangka selanjutnya bergegas pergi menuju  pantai. Benar saja, nampak seorang lelaki sedang menambat perahu, yang terus menyambut kedatangannya.

Singkat cerita, Baginda pun akhirnya menceritakan pengalamannya lalu menunjukkan tulisan yang ada di telapak tangannya kepada lelaki tersebut. “Berbahagialah Baginda karena tulisan ini merupakan bacaan dua kalimat syahadat,” kata lelaki tersebut. Dan ternyata lelaki yang menuliskannya ialah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam.

Peristiwa itu dipercaya awal dari jejak sejarah terkait asal-usul nama “Makassar”, yang diambil dari nama “Akkasaraki Nabbiya”, yang memiliki arti Nabi menampakkan diri. Adapun laki-laki yang datang ke pantai Tallo itu ialah bernama Abdul Ma’mur Khatib Tunggal dikenal sebagai Dato’ ri Bandang, seorang yang berasal dari Kota Tengah.

Secara lebih jauh, penelusuran asal mula nama “Makassar” bisa ditinjau oleh beberapa segi, yakni:

Makna
Agar dapat menjadi manusia yang sempurna butuh “Ampakasaraki”, yakni menjelmakan yang terkandung didalam bathin yang diwujudkan melalui perbuatan. Dan jika “Mangkasarak” merupakan permewujudan diri untuk dapat menjadi seorang manusia yang sempurna melalui ajaran TAO yakni ilmu keyakinan bathin.
 
Sejarah
Sumber-sumber oleh Portugis di awal abad ke-16 sudah mencatat nama “Makassar” sudah menjadi ibu kota dari Kerajaan Gowa. Sebagai ibu kota Makassar telah dikenal bangsa asing. Bahkan pada sebuah syair ke-14 Nagarakertagama karangan dari Prapanca nama Makassar sudah tercantum.

Bahasa
Secara Etimologi, Makassar berasal dari kata “Mangkasarak” terdiri dari dua morfem bebas “kasarak” dan morfem ikat “mang”. Morfem ikat  “mang” mempunyai arti yakni: (a). Mempunyai sifat  yang terkandung pada kata dasarnya. (b). Menjelmakan diri yang dinyatakan pada kata dasarnya. Morfem bebas “kasarak” mempunyai arti yakni: (a). Nyata, jelas, tegas, terang. (b). Tampak pada penjelasan. (c). Besar (halus atau lawan kecil).

Jadi, kata “Mangkasarak” Mempunyai arti serta memiliki sifat yang besar dan juga berterus terang. Sebagai nama, orang yang mempunyai karakter “Mangkasarak” artinya orang itu mulia, terus terang. Sinkron antara bibir dan hati.

Yang terkandung dalam ungkapan “Akkana Mangkasarak”, ialah berkata terus terang, walaupun pahit, sanget penuh keberanian dan tanggung jawab. Dengan kata “Mangkasarak” bisa dikenal jika dia diperlakukan dengan baik, dia akan lebih baik. Apabila diperlakukan halus, ia akan lebih halus, dan apabila ia dihormati, maka ia juga akan lebih dari hormat.

Makassar merupakan salah satu kota metropolitan tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan. Nama Makassar yang disandang kota ini bukan sekedar nama belaka, sejarah panjang masa lalu membuat nama Makassar menjadi sakral untuk dipakai kota yang  dijuluki kota Anging Mammiri.

Sejarah
Selama tiga hari Baginda Raja Tallo ke-VI Mangkubumi dari Kerajaan Gowa, I Mallingkaang Daeng Mannyonri Kara Eng Katangka yang merangkap menjadi Tuma’bicara Butta ri Gowa, ia bermimpi melihat cahaya yang bersinar muncul dari Tallo. Cahaya itu kemilau nan indah yang memancar keseluruh Butta Gowa menuju ke negeri sahabat yang lain.

Bersamaan pada malam ketiga, yaitu pada malam Jum’at 9 Jumadil Awal 1014 H. Di pinggir pantai Tallo merapatlah sebuah perahu yang kecil. Layarnya dari sorban, berkibar dengan kencang. Dan nampak seorang lelaki meminggirkan perahunya kemudian melakukan gerakan-gerakan aneh. Lelaki tersebut ternyata sedang melakukan sholat.

Sehingga cahaya yang terpancar dari badan Ielaki tersebut membuat pemandangan yang menggemparkan para penduduk Tallo, yang saat itu sontak ramai membicarakannya dan sampailah pada telinga Baginda KaraEng Katangka. Pada saat pagi buta tersebut, Baginda kemudian bergegas menuju pantai. Tetapi tiba-tiba lelaki itu telah muncul ‘menghadang’ tepat di gerbang istana. Memakai jubah putih dan sorban yang berwarna hijau. Wajahnya terlihat teduh. Dan badannya memancarkan cahaya.

Lelaki tersebut lalu menjabat tangan Baginda Raja yang kaku karena takjub. Digenggaman tangannya lalu menulis kalimat pada telapak tangan Baginda “Perlihatkanlah tulisan ini kepada lelaki yang sebentar lagi akan datang merapat di pantai,” kemudian lelaki itu menghilang. Baginda lalu terperanjat. Kemudian meraba-raba matanya guna memastikan bahwa ia tak sedang bermimpi. Dilihatlah di telapak tangannya tulisan itu ternyata memang ada. Baginda KaraEng Katangka selanjutnya bergegas pergi menuju  pantai. Benar saja, nampak seorang lelaki sedang menambat perahu, yang terus menyambut kedatangannya.

Singkat cerita, Baginda pun akhirnya menceritakan pengalamannya lalu menunjukkan tulisan yang ada di telapak tangannya kepada lelaki tersebut. “Berbahagialah Baginda karena tulisan ini merupakan bacaan dua kalimat syahadat,” kata lelaki tersebut. Dan ternyata lelaki yang menuliskannya ialah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam.

Peristiwa itu dipercaya awal dari jejak sejarah terkait asal-usul nama “Makassar”, yang diambil dari nama “Akkasaraki Nabbiya”, yang memiliki arti Nabi menampakkan diri. Adapun laki-laki yang datang ke pantai Tallo itu ialah bernama Abdul Ma’mur Khatib Tunggal dikenal sebagai Dato’ ri Bandang, seorang yang berasal dari Kota Tengah.

Secara lebih jauh, penelusuran asal mula nama “Makassar” bisa ditinjau oleh beberapa segi, yakni:

Makna
Agar dapat menjadi manusia yang sempurna butuh “Ampakasaraki”, yakni menjelmakan yang terkandung didalam bathin yang diwujudkan melalui perbuatan. Dan jika “Mangkasarak” merupakan permewujudan diri untuk dapat menjadi seorang manusia yang sempurna melalui ajaran TAO yakni ilmu keyakinan bathin.
 
Sejarah
Sumber-sumber oleh Portugis di awal abad ke-16 sudah mencatat nama “Makassar” sudah menjadi ibu kota dari Kerajaan Gowa. Sebagai ibu kota Makassar telah dikenal bangsa asing. Bahkan pada sebuah syair ke-14 Nagarakertagama karangan dari Prapanca nama Makassar sudah tercantum.

Bahasa
Secara Etimologi, Makassar berasal dari kata “Mangkasarak” terdiri dari dua morfem bebas “kasarak” dan morfem ikat “mang”. Morfem ikat  “mang” mempunyai arti yakni: (a). Mempunyai sifat  yang terkandung pada kata dasarnya. (b). Menjelmakan diri yang dinyatakan pada kata dasarnya. Morfem bebas “kasarak” mempunyai arti yakni: (a). Nyata, jelas, tegas, terang. (b). Tampak pada penjelasan. (c). Besar (halus atau lawan kecil).

Jadi, kata “Mangkasarak” Mempunyai arti serta memiliki sifat yang besar dan juga berterus terang. Sebagai nama, orang yang mempunyai karakter “Mangkasarak” artinya orang itu mulia, terus terang. Sinkron antara bibir dan hati.

Yang terkandung dalam ungkapan “Akkana Mangkasarak”, ialah berkata terus terang, walaupun pahit, sanget penuh keberanian dan tanggung jawab. Dengan kata “Mangkasarak” bisa dikenal jika dia diperlakukan dengan baik, dia akan lebih baik. Apabila diperlakukan halus, ia akan lebih halus, dan apabila ia dihormati, maka ia juga akan lebih dari hormat.

silsilah Kota Makassar

View Detail Produk

Makassar merupakan salah satu kota metropolitan tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan. Nama Makassar yang disandang kota ini bukan sekedar nama belaka, sejarah panjang masa lalu membuat nama Makassar menjadi sakral untuk dipakai kota yang  dijuluki kota Anging Mammiri.

Sejarah
Selama tiga hari Baginda Raja Tallo ke-VI Mangkubumi dari Kerajaan Gowa, I Mallingkaang Daeng Mannyonri Kara Eng Katangka yang merangkap menjadi Tuma’bicara Butta ri Gowa, ia bermimpi melihat cahaya yang bersinar muncul dari Tallo. Cahaya itu kemilau nan indah yang memancar keseluruh Butta Gowa menuju ke negeri sahabat yang lain.

Bersamaan pada malam ketiga, yaitu pada malam Jum’at 9 Jumadil Awal 1014 H. Di pinggir pantai Tallo merapatlah sebuah perahu yang kecil. Layarnya dari sorban, berkibar dengan kencang. Dan nampak seorang lelaki meminggirkan perahunya kemudian melakukan gerakan-gerakan aneh. Lelaki tersebut ternyata sedang melakukan sholat.

Sehingga cahaya yang terpancar dari badan Ielaki tersebut membuat pemandangan yang menggemparkan para penduduk Tallo, yang saat itu sontak ramai membicarakannya dan sampailah pada telinga Baginda KaraEng Katangka. Pada saat pagi buta tersebut, Baginda kemudian bergegas menuju pantai. Tetapi tiba-tiba lelaki itu telah muncul ‘menghadang’ tepat di gerbang istana. Memakai jubah putih dan sorban yang berwarna hijau. Wajahnya terlihat teduh. Dan badannya memancarkan cahaya.

Lelaki tersebut lalu menjabat tangan Baginda Raja yang kaku karena takjub. Digenggaman tangannya lalu menulis kalimat pada telapak tangan Baginda “Perlihatkanlah tulisan ini kepada lelaki yang sebentar lagi akan datang merapat di pantai,” kemudian lelaki itu menghilang. Baginda lalu terperanjat. Kemudian meraba-raba matanya guna memastikan bahwa ia tak sedang bermimpi. Dilihatlah di telapak tangannya tulisan itu ternyata memang ada. Baginda KaraEng Katangka selanjutnya bergegas pergi menuju  pantai. Benar saja, nampak seorang lelaki sedang menambat perahu, yang terus menyambut kedatangannya.

Singkat cerita, Baginda pun akhirnya menceritakan pengalamannya lalu menunjukkan tulisan yang ada di telapak tangannya kepada lelaki tersebut. “Berbahagialah Baginda karena tulisan ini merupakan bacaan dua kalimat syahadat,” kata lelaki tersebut. Dan ternyata lelaki yang menuliskannya ialah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam.

Peristiwa itu dipercaya awal dari jejak sejarah terkait asal-usul nama “Makassar”, yang diambil dari nama “Akkasaraki Nabbiya”, yang memiliki arti Nabi menampakkan diri. Adapun laki-laki yang datang ke pantai Tallo itu ialah bernama Abdul Ma’mur Khatib Tunggal dikenal sebagai Dato’ ri Bandang, seorang yang berasal dari Kota Tengah.

Secara lebih jauh, penelusuran asal mula nama “Makassar” bisa ditinjau oleh beberapa segi, yakni:

Makna
Agar dapat menjadi manusia yang sempurna butuh “Ampakasaraki”, yakni menjelmakan yang terkandung didalam bathin yang diwujudkan melalui perbuatan. Dan jika “Mangkasarak” merupakan permewujudan diri untuk dapat menjadi seorang manusia yang sempurna melalui ajaran TAO yakni ilmu keyakinan bathin.
 
Sejarah
Sumber-sumber oleh Portugis di awal abad ke-16 sudah mencatat nama “Makassar” sudah menjadi ibu kota dari Kerajaan Gowa. Sebagai ibu kota Makassar telah dikenal bangsa asing. Bahkan pada sebuah syair ke-14 Nagarakertagama karangan dari Prapanca nama Makassar sudah tercantum.

Bahasa
Secara Etimologi, Makassar berasal dari kata “Mangkasarak” terdiri dari dua morfem bebas “kasarak” dan morfem ikat “mang”. Morfem ikat  “mang” mempunyai arti yakni: (a). Mempunyai sifat  yang terkandung pada kata dasarnya. (b). Menjelmakan diri yang dinyatakan pada kata dasarnya. Morfem bebas “kasarak” mempunyai arti yakni: (a). Nyata, jelas, tegas, terang. (b). Tampak pada penjelasan. (c). Besar (halus atau lawan kecil).

Jadi, kata “Mangkasarak” Mempunyai arti serta memiliki sifat yang besar dan juga berterus terang. Sebagai nama, orang yang mempunyai karakter “Mangkasarak” artinya orang itu mulia, terus terang. Sinkron antara bibir dan hati.

Yang terkandung dalam ungkapan “Akkana Mangkasarak”, ialah berkata terus terang, walaupun pahit, sanget penuh keberanian dan tanggung jawab. Dengan kata “Mangkasarak” bisa dikenal jika dia diperlakukan dengan baik, dia akan lebih baik. Apabila diperlakukan halus, ia akan lebih halus, dan apabila ia dihormati, maka ia juga akan lebih dari hormat.

Makassar merupakan salah satu kota metropolitan tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan. Nama Makassar yang disandang kota ini bukan sekedar nama belaka, sejarah panjang masa lalu membuat nama Makassar menjadi sakral untuk dipakai kota yang  dijuluki kota Anging Mammiri.

Sejarah
Selama tiga hari Baginda Raja Tallo ke-VI Mangkubumi dari Kerajaan Gowa, I Mallingkaang Daeng Mannyonri Kara Eng Katangka yang merangkap menjadi Tuma’bicara Butta ri Gowa, ia bermimpi melihat cahaya yang bersinar muncul dari Tallo. Cahaya itu kemilau nan indah yang memancar keseluruh Butta Gowa menuju ke negeri sahabat yang lain.

Bersamaan pada malam ketiga, yaitu pada malam Jum’at 9 Jumadil Awal 1014 H. Di pinggir pantai Tallo merapatlah sebuah perahu yang kecil. Layarnya dari sorban, berkibar dengan kencang. Dan nampak seorang lelaki meminggirkan perahunya kemudian melakukan gerakan-gerakan aneh. Lelaki tersebut ternyata sedang melakukan sholat.

Sehingga cahaya yang terpancar dari badan Ielaki tersebut membuat pemandangan yang menggemparkan para penduduk Tallo, yang saat itu sontak ramai membicarakannya dan sampailah pada telinga Baginda KaraEng Katangka. Pada saat pagi buta tersebut, Baginda kemudian bergegas menuju pantai. Tetapi tiba-tiba lelaki itu telah muncul ‘menghadang’ tepat di gerbang istana. Memakai jubah putih dan sorban yang berwarna hijau. Wajahnya terlihat teduh. Dan badannya memancarkan cahaya.

Lelaki tersebut lalu menjabat tangan Baginda Raja yang kaku karena takjub. Digenggaman tangannya lalu menulis kalimat pada telapak tangan Baginda “Perlihatkanlah tulisan ini kepada lelaki yang sebentar lagi akan datang merapat di pantai,” kemudian lelaki itu menghilang. Baginda lalu terperanjat. Kemudian meraba-raba matanya guna memastikan bahwa ia tak sedang bermimpi. Dilihatlah di telapak tangannya tulisan itu ternyata memang ada. Baginda KaraEng Katangka selanjutnya bergegas pergi menuju  pantai. Benar saja, nampak seorang lelaki sedang menambat perahu, yang terus menyambut kedatangannya.

Singkat cerita, Baginda pun akhirnya menceritakan pengalamannya lalu menunjukkan tulisan yang ada di telapak tangannya kepada lelaki tersebut. “Berbahagialah Baginda karena tulisan ini merupakan bacaan dua kalimat syahadat,” kata lelaki tersebut. Dan ternyata lelaki yang menuliskannya ialah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam.

Peristiwa itu dipercaya awal dari jejak sejarah terkait asal-usul nama “Makassar”, yang diambil dari nama “Akkasaraki Nabbiya”, yang memiliki arti Nabi menampakkan diri. Adapun laki-laki yang datang ke pantai Tallo itu ialah bernama Abdul Ma’mur Khatib Tunggal dikenal sebagai Dato’ ri Bandang, seorang yang berasal dari Kota Tengah.

Secara lebih jauh, penelusuran asal mula nama “Makassar” bisa ditinjau oleh beberapa segi, yakni:

Makna
Agar dapat menjadi manusia yang sempurna butuh “Ampakasaraki”, yakni menjelmakan yang terkandung didalam bathin yang diwujudkan melalui perbuatan. Dan jika “Mangkasarak” merupakan permewujudan diri untuk dapat menjadi seorang manusia yang sempurna melalui ajaran TAO yakni ilmu keyakinan bathin.
 
Sejarah
Sumber-sumber oleh Portugis di awal abad ke-16 sudah mencatat nama “Makassar” sudah menjadi ibu kota dari Kerajaan Gowa. Sebagai ibu kota Makassar telah dikenal bangsa asing. Bahkan pada sebuah syair ke-14 Nagarakertagama karangan dari Prapanca nama Makassar sudah tercantum.

Bahasa
Secara Etimologi, Makassar berasal dari kata “Mangkasarak” terdiri dari dua morfem bebas “kasarak” dan morfem ikat “mang”. Morfem ikat  “mang” mempunyai arti yakni: (a). Mempunyai sifat  yang terkandung pada kata dasarnya. (b). Menjelmakan diri yang dinyatakan pada kata dasarnya. Morfem bebas “kasarak” mempunyai arti yakni: (a). Nyata, jelas, tegas, terang. (b). Tampak pada penjelasan. (c). Besar (halus atau lawan kecil).

Jadi, kata “Mangkasarak” Mempunyai arti serta memiliki sifat yang besar dan juga berterus terang. Sebagai nama, orang yang mempunyai karakter “Mangkasarak” artinya orang itu mulia, terus terang. Sinkron antara bibir dan hati.

Yang terkandung dalam ungkapan “Akkana Mangkasarak”, ialah berkata terus terang, walaupun pahit, sanget penuh keberanian dan tanggung jawab. Dengan kata “Mangkasarak” bisa dikenal jika dia diperlakukan dengan baik, dia akan lebih baik. Apabila diperlakukan halus, ia akan lebih halus, dan apabila ia dihormati, maka ia juga akan lebih dari hormat.

riwayat Kota Makassar

View Detail Produk
tokospot